Ads 720 x 90

MASIH TENTANG HAJI RAIS

Jika anda sudah membaca tulisan kanda Hariswan tentang Siapakah Haji Rais, berikut penjelasan dari Dato' Seri Muhammad Husaini bin Haji Abdul Jamil di kolom komentarnya, maka rasanya cerita tersebut perlu untuk segera "diluruskan" agar tidak menimbulkan kesalah- pengertian semua pihak tentang asal muasal mengapa keturunan beliau sekarang ini terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni yang berada di Malaysia dan di Indonesia.

Koreksi terpenting adalah bahwa tidak ada bukti-bukti kuat yang boleh mendukung dugaan bahwa Haji Rais pernah bermukim di tanah suci untuk kemudian menetap di Malaysia.

Diceritakan bahwa yang sesungguhnya sempat tinggal beberapa lama di tanah suci adalah salahseorang putra Haji Rais; yakni Haji Habib Rais yang sekembalinya dari tanah suci masih sempat pulang ke Indonesia (diperkirakan ke wilayah Kesultanan Langkat) sebelum kemudian hijrah ke Malaysia untuk bekerja di sebuah perusahaan pengolah getah karet (rubber plantation) milik pemerintah Hindia Belanda yang berlokasi di Sungai Gedong, dekat Semanggol dan Kampung Tua, Malaysia.

Haji Habib (yang juga memiliki nama dan darah Jawa) menikah di tempat ini dengan seorang putri keturunan Jawa bernama Sawiyah "Intan" Rauf yang berasal dari Kampung Tua. Dari pernikahan ini kemudian lahirlah putra-putri mereka yang salahsatunya bernama Haji Abdul Jamil; ayahanda dari Dato M. Husaini.

Pada masa inilah saudara-saudara Haji Habib yang ketika itu masih tinggal di Indonesia yakni Siti Zainab, Siti Fatimah dan Haji Saaid, menyusul hijrah ke Malaysia. Sementara itu pasangan suami-istri Haji Rais sendiri diperkirakan wafat sebelum atau sesudah masa keberangkatan putra-putrinya ini.

Adapun tentang di mana kemudian Haji Rais dimakamkan, masih perlu ditelusuri kejelasannya apakah di Langkat (Medan) atau di tanah Jawa (Yogyakarta). Akan tetapi informasi ini menunjukkan bahwa seluruh keturunan Haji Rais, baik yang ada di Indonesia maupun di Malaysia sesungguhnya adalah keluarga berdarah Jawa.

Haji Habib yang dalam bahasa Jawa termasuk salahseorang yang melakukan "babat alas" alias membuka hutan Sungai Gedong wafat di tanah barunya itu dan sekarang ini makamnya sudah sulit dikenali karena sejak mula hanya bernisankan seonggok batu kali seperti dijelaskan kanda Zulkifli Zahari dalam komentarnya tentang Keluarga Angkat Daripada Malaysia sebagai berikut: "Untuk pengetahuan Kanda, Hj. Habib telah mula membuka tanah bersama adik-beradik isterinya di Semanggol dan pusaranyapun di sana. Saya tak dapat mengesan pusaranya kerana semua sudah tidak ingat lokasinya dan tiada bertanda, hanya diletak seketul batu sungai."

Sampai di sini, pertanyaan tentang Siapakah Haji Rais nampaknya akan menjadi Pekerjaan Rumah kita semua untuk bersama-sama menelusurinya kembali dari setiap sumber yang memungkinkan, baik itu di Malaysia maupun di Indonesia.

Cerita sejarah ini sendiri kelak akan menelurkan sejarah-sejarah terusan yang mengisahkan perjalanan hidup dari semua putra-putri Haji Rais sampai ke anak, cucu, dan cicit, termasuk di antaranya generasi kita sekarang ini. Bukankah begitu?

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter